Nama lengkapnya Khalid
bin Zaid bin Kulaib. Beliau berasal dari keluarga Bani Najjar. Mendapatkan
kehormatan untuk tempat singgah Rasul setelah sampai di Madinah pada saat
berhijrah. Pada saat Rasul memasuki Madinah semua kaum Anshar berharap agar
beliau tinggal di rumah mereka. Secara silih berganti mereka menghalangi unta
Nabi dengan maksud untuk diarahkan ke rumah mereka. Tetapi Nabi mengatakan,
“Biarkanlah unta ini! Dia telah diperintahkan.” Maka unta beliau pun terus
berjalan dan baru berhenti di halaman rumah Abu Ayub Al-Anshari.
Abu Ayub gembira sekali
melihat hal itu, maka dengan tergopoh-gopoh ia menghampiri dan menyambut Nabi
dengan hati gembira bercampur haru. Dia pun membawa barang bawaan Nabi masuk ke
rumahnya. Ketika itu dia merasakan seolah membawa seluruh isi kekayaan dunia.
Rumahnya terdiri dari dua tingkat. Nabi memilih tingkat pertama, agar lebih
mudah menemui para sahabat yang datang. Tetapi hal itu membuat Abu Ayub
Al-Anshari tidak bisa tidur semalaman. Dia merasa tidak sopan untuk tidur di
atas Nabi. Karenanya, dia mendatangi Nabi di pagi hari dan meminta beliau untuk
pindah ke tingkat atas. Seketika itu wajah Nabi berseri-seri, lalu mengatakan,
“Jangan repotkan dirimu, Abu Ayub! Tingkat bawah lebih cocok bagi kami karena
banyaknya orang yang datang.” Abu Ayub mengatakan, “Aku, mematuhi perintah
Rasul itu. Hingga pada suatu malam yang sangat dingin, kendi kami pecah dan
airnya tumpah ke lantai. Karena takut tumpahan air itu sampai ke tingkat bawah,
tempat Rasul, aku dan istriku cepat-cepat berdiri dan menghampiri tempat
tumpahan air itu, lalu mengelapnya dengan sehelai kain beledu, satu-satunya
kain yang kami punya dan biasa kami pakai untuk selimut. Di pagi harinya, aku
menemui Nabi dan mengatakan, ‘Demi bapakku, engkau dan ibuku! Aku tidak suka
berada di atasmu, dan tidak suka engkau berada di bawahku.’ Lalu aku sampaikan
cerita kendi tadi dan Rasul pun mau memahami dan naik ke tingkat atas. Aku dan
istriku turun ke tingkat bawah.”
Rasul tinggal di rumah
Abu Ayub Al-Anshari selama kurang lebih 7 bulan. Yaitu sampai selesai membangun
Mesjid Nabi dan kamar-kamar yang berada di sampingnya. Nabi kemudian tinggal di
kamar-kamar itu. Abu Ayyub Al-Anshari berhati lembut, sangat menyintai Rasul,
dan ringan tangan. Memiliki sebatang pohon kurma yang dia pakai untuk
menghidupi diri dan keluarganya.
Dia juga salah seorang
pahlawan Islam. Mengikuti semua peperangan yang terjadi pada masa Rasul dan
peperangan perluasan Islam setelahnya. Kecuali bila terjadi lebih dari satu
peperangan dalam waktu yang bersamaan.
Pada masa Muawiyah, dia
mengikuti pasukan yang dikirimnya untuk menaklukkan Konstantinopel padahal
umurnya sudah mendekati 80 tahun. Di tengah perjalanan laut dia jatuh sakit.
Pada saat menjenguk, Yazid bin Muawiyah, panglima perang saat itu, bertanya
kepadanya, “Engkau mempunyai permintaan, wahai Abu Ayub?” Dia meminta bila mati
agar dibawa oleh tentara dan dikuburkan di bawah pagar Konstantinopel. Dan
ternyata dia meninggal pada saat itu.
Mayatnya dibawa oleh
tentara di tengah-tengah pertempuran. Atas kehendak Allah, pasukan ?Islam
sampai juga ke pagar Konstantinopel, maka mulailah mereka menggali kuburan dan
menanam Abu Ayub Al-Anshari di sana .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar